Ditulis: Rio Rizky
Untuk mengelola organisasi
secara efektif dan efisien sangat berkaitan erat dengan usaha pengkoordinasian
berbagai kegiatan yang paling berbeda kemudian diarahkan kepada fokus tujuan
yang telah disepakati. Terdapat dua hal yang.harus diperhatikan agar
pengelolaan organisasi dapat berhasil. Kedua hal ini merupakan hal yang prinsip
dalam mengelola organisasi; Pertama,
prinsip pengelolaan ( prinsip manajemen ) yaitu bagaimana memimpin orang-orang,
serta Kedua, prinsip mengorganisasi
kegiatan yang menyangkut orang-orang yang dipimpin tersebut ( prinsip
organisasi ). Kedua prinsip tersebut saling memperkuat dan manpunyai dasar yang
sama dalam pengelolaan kerja kelorpok individu yurg terlibat dalam suatu
organisasi.
Untuk melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan dalam membawa organisasi mencapai tujuan diperlukan
prinsip - prinsip kepemimpinan. Banyak para ahli terdahulu yang mencoba untuk
memformulasikan bagaimana prinsip - prinsip
dasar yang harus dilakukan agar suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan
keinginan. Diantara prinsip-prinsip tersebut yang merupakan sumbangan abadi
hingga saat ini adalah yang diungkapkan oleh seorang Prancis bernama Hendry
Fayol. Hendry Fayol yang berangkat dari praktisi sebagai manajer sebuah perusahaan
batu bara besar.
Menurut Fayol tidak
diperlukan aturan yang kaku dalam kegiatan kerja, karena kelayakan dalam suatu
prinsip pada situasi tertentu merupakan seni (Art) dari manajemen. Prinsip - prinsip
yang dikemukakan Fayol adalah hasil dari
penglamannya selama bekerja. Pada tahun 1929, Fayol mengemukakan 14 prinsip
manajemen yang
diangkat dari pengalamannya
sendiri dimana akan menuntun para manajer dalam mengelola organisasi. Dan 14
prinsip menurut Fayol ialah sebagai berikut :
1. Pembagian Kerja ( Division of Work )
Setiap pekerjaan sebaiknya dibagi dan dibagi lagi kedalam elemen paling kecil untuk memperoleh keunggulan dari spesialisasi.
2. Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab (Authortty and Responsibihty )
Setiap pegawai tetap ( reguler employee ) sebaiknya diberi delegasi wewenang yang cukup untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab penugasan pekerjaan.
Setiap pekerjaan sebaiknya dibagi dan dibagi lagi kedalam elemen paling kecil untuk memperoleh keunggulan dari spesialisasi.
2. Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab (Authortty and Responsibihty )
Setiap pegawai tetap ( reguler employee ) sebaiknya diberi delegasi wewenang yang cukup untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab penugasan pekerjaan.
3. Disiplin Karyawan (Discipline)
Seharusnya mematuhi apapun perjanjian yang ada, yang dinyatakan secara jelas diantara mereka dan organisasi, manajer sebaiknya memberi sanksi yang adil atas seluruh kejadian pelanggaran disiplin.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Karyawan sebaiknya menerima perintah dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu atasan.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Aktivitas-aktivitas yang memiliki tujuan sama sebaiknya dikelompokkan bersama dan beroperasi dibawah rencana yang sama.
6. Mengebawahkan Kepentingan Individu Terhadap Kepentingan umum,
Seharusnya mematuhi apapun perjanjian yang ada, yang dinyatakan secara jelas diantara mereka dan organisasi, manajer sebaiknya memberi sanksi yang adil atas seluruh kejadian pelanggaran disiplin.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Karyawan sebaiknya menerima perintah dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu atasan.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Aktivitas-aktivitas yang memiliki tujuan sama sebaiknya dikelompokkan bersama dan beroperasi dibawah rencana yang sama.
6. Mengebawahkan Kepentingan Individu Terhadap Kepentingan umum,
Kepentingan organisasi Lebih Diutamakrn Diatas Kepentingan Individu ( Subordination Of Individual Interest To The Common Goal )
7. Pembayaran Gaji ( Remuneretion )
Pembayaran gaji yang adil, pembayaran seharusnya didasarkan pada pencapaian sasaran penugasan pekerjaan.
8. Sentralisasi ( Centralization )
Wewenang seharusnya didelegasikan seimbang dengan tanggung jawab.
9. Rantai Skalar ( The Hierarchy )
Sebuah rantai perintah yang tidak terputus - putus seharusnya ada melalui semua pengarahan dan aliran komrmilasi.
10. Perintah ( 0rder )
Setiap pekerjaan seharusnya didefinisikan dengan jelas sehingga pegawai tetap (reguler employee) memahami perintah tersebut dan hubungannya dengan pekerjaan lain.
11. Kesamaan Perlakuan ( Equity )
peraturam dan perjanjian yang dibuat harus diselenggarakan secara terbuka.
12. Stabilitas Personalia ( Stability of Staff )
Tingkat perputaran tenaga kerja (labor turnover) tidak menguntungkan organisasi, dan mereka seharusnya mempunyai komitmen yang lama.
13. Inisiatif ( Initiative )
Karyawan sebaiknya didorong untuk berani membuat keputusan didalam batas – batas wewenang yang dideligasikan kepadanya, walaupun beberapa esalahan mungkin akan terjadi.
14. Semangat Korp ( Esprit de corps )
Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan kepentingannya dengan kepentingan organisasi dan dengan demikian mencapai kesatuan kekuatan yang tercermin dari “persatuan adalah kekuatan organisasi”.
7. Pembayaran Gaji ( Remuneretion )
Pembayaran gaji yang adil, pembayaran seharusnya didasarkan pada pencapaian sasaran penugasan pekerjaan.
8. Sentralisasi ( Centralization )
Wewenang seharusnya didelegasikan seimbang dengan tanggung jawab.
9. Rantai Skalar ( The Hierarchy )
Sebuah rantai perintah yang tidak terputus - putus seharusnya ada melalui semua pengarahan dan aliran komrmilasi.
10. Perintah ( 0rder )
Setiap pekerjaan seharusnya didefinisikan dengan jelas sehingga pegawai tetap (reguler employee) memahami perintah tersebut dan hubungannya dengan pekerjaan lain.
11. Kesamaan Perlakuan ( Equity )
peraturam dan perjanjian yang dibuat harus diselenggarakan secara terbuka.
12. Stabilitas Personalia ( Stability of Staff )
Tingkat perputaran tenaga kerja (labor turnover) tidak menguntungkan organisasi, dan mereka seharusnya mempunyai komitmen yang lama.
13. Inisiatif ( Initiative )
Karyawan sebaiknya didorong untuk berani membuat keputusan didalam batas – batas wewenang yang dideligasikan kepadanya, walaupun beberapa esalahan mungkin akan terjadi.
14. Semangat Korp ( Esprit de corps )
Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan kepentingannya dengan kepentingan organisasi dan dengan demikian mencapai kesatuan kekuatan yang tercermin dari “persatuan adalah kekuatan organisasi”.